MPOX MENGINTAI, MARI WASPADA!!

Baru-baru ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan data kasus konformasi Mpox terbaru di Indonesia. Hingga Sabtu (17/8/2024), terdapat 88 kasus konfirmasi Mpox. Dari 54 kasus yang terdiagnosis ini   disebabkan oleh Clade IIb varian Mpox yang merebak sejak tahun 2022 dengan Case Fatality Rate (CFR) yang lebih rendah. Namun pada tahun 2024 ini terdapat laporan peningkatan kasus Mpox varian Calde Ia dan Ib dengan CFR yang lebih tinggi di banding varian IIb di Republik Demokratik Congo. Pada bulan Agustus 2024 ini Thailand juga mengkonfirmasi temuan kasus pertama Clade Ib dari seseorang dengan riwayat perjalanan dari benua Afrika. Dengan adanya kenaikan kasus Mpox varian Ib di Afrika dan juga ditemukan kasus di luar Afrika, WHO menyatakan wabah Mpox di Benua Afrika sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Mpox sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, penyakit disebabkan oleh virus Orthopoxvirus. Terdapat dua varian Clade yaitu Clade I ( dengan subclade Ia dan Ib) dan Clade II (dengan subclade IIa dan IIb). Mpox menyebar melalui kontak langsung dengan penderita Mpox baik kontak kulit ke kulit, mulut ke kulit, mulut ke mulut, serta kontak tatap muka/berbicara jarak dekat karena terdapat partikel/virus yang keluar dari saluran napas. Orang dengan perilaku seksual berisiko memiliki risiko tinggi tertular infeksi Mpox.

Gejala yang umum terjadi pada infeksi Mpox antara lain adanya ruam nanah / keropeng yang kadang terasa nyeri, demam tidak terlalu tinggi, nyeri tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, dan adanya pembesaran kelenjar getah bening. Beberapa penderita dapat memiliki sediki ruam tapi ada juga yang mempunyai banyak ruam termasuk di telapak tangan dan kaki, muka, mulut, tenggorakan, area genital serta anus.

Cara pencegahan yang dapat dilakukan antara lain menghindari kontak dengan penderita atau orang dengan ruam nanah, cuci tangan dengan sabun dan air, memakai masker, dan jika anda mempunyai ruam hindari menggaruk dan memecah ruam. Pencegahan penyebaran Mpox  dapat juga dilakukan dengan menghindari hubungan seksual berisiko.

Umumnya, penderita Mpox dapat sembuh dalam 2-4 minggu. Pengobatan yang dapat dilakukan antara lain perawatan ruam, pengelolaan nyeri dan pencegahan komplikasi. Pemberian vaksin dapat membantu pencegahan infeksi  jika diberikan kurang dari 4 hari sejak berkontak dengan penderita atau dapat dilakukan sampai hari ke-14 sejak kontak bila tidak terdapat keluhan. Vaksin  direkomendasikan pada kelompok rentan yaitu, petugas kesehatan, orang yang tinggal bersama dengan penderita Mpox termasuk anak-anak, orang yang melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan termasuk laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki serta pekerja seks komersial.

 

Sumber:

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mpox

Share this Post: